Manfaat Dan Resiko Tranfusi Darah Yang Harus Kalian Tahu!

Manfaat Dan Resiko Tranfusi Darah Yang Harus Kalian Tahu!

Manfaat Dan Resiko Tranfusi Darah Yang Harus Kalian Tahu!

Transfusi darah biasanya didapat dari darah yang didonorkan oleh pendonor yang sehat. Saat sebelum darah dari pendonor diambil, darah itu akan dicheck untuk menentukannya terlepas dari penyakit.

Kemudian, darah yang telah didonor akan dibagi komponennya jadi sel darah merah, sel darah putih, trombosit atau keping plasma darah, dan darah. Meskipun begitu, kadang ada pula darah yang diberi secara utuh.

Proses transfusi darah biasanya berjalan sepanjang sekitaran 1-4 jam, bergantung formasi darah yang diterima dan jumlahnya darah yang dibutuhkan. Proses transfusi darah perlu sesuaikan kelompok darah dan status rhesus di antara pendonor dan yang menerima darah, supaya tidak ada kompleksitas karena inkompatibilitas.

Servis transfusi darah ialah usaha servis kesehatan berbentuk pemberian darah/ elemen darah ke pasien untuk maksud pengobatan penyakit penyeleksian kesehatan atau dan. Servis transfusi darah dilaksanakan oleh Unit Bank Darah di Rumah Sakit. Teman dekat sehat dapat lakukan transfusi darah di Unit Bank Darah RSUD dr. Mohamad Soewandhie.

Saat sebelum darah diserahkan ke pasien, dilaksanakan pengecekan pretransfusi. Pengecekan pretransfusi ini mencakup pengecekan kelompok darah dan tes silang cocok (crossmatch). Disamping itu awalnya dilaksanakan pengecekan serologi untuk mengetes kelaikan darah supaya terlepas dari penyakit oleh PMI.

Sesudah lewat beragam pengecekan, karena itu darah yang pas akan diserahkan ke pasien sesuai keinginan dokter. Proses transfusi berjalan sepanjang sekitaran 20 menit sampai 4 jam/kantong bergantung tipe darah/elemen darah yang diberikan. Pemberian darah ke pasien dilaksanakan dengan pantauan kondisi fisik pasien dan monitor periodik dilaksanakan pada efek transfusi pasien dengan memerhatikan keluh kesah dan tanda-tanda pada pasien.

Apa Manfaat Transfusi Darah?

Pemberian transfusi darah diberi dokter sesuai tanda-tanda medis. Berikut sejumlah faedah transfusi darah :

1. Pendarahan

Orang yang alami pendarahan berat umumnya memerlukan transfusi darah untuk menukar darah yang lenyap dari badannya. Bila tidak selekasnya memperoleh tambahan cairan dan darah, orang yang alami pendarahan berat dapat alami kompleksitas berbentuk bahkan juga kematian atau terguncang.

Ada beberapa keadaan yang dapat mengakibatkan pendarahan berat dan memerlukan transfusi darah, salah satunya pendarahan postpartum, pendarahan berat pascaoperasi, cidera atau cedera berat, dan pecahnya varises esofagus.

2. Anemia

Transfusi sel darah merah biasanya dibutuhkan untuk tangani keadaan anemia berat, baik karena anemia defisiensi anemia aplastik atau besi. Anemia sebagai penyakit kurang darah karena badan kekurangan hemoglobin, yakni protein yang berperan untuk mengusung oksigen ke semua badan.

Umumnya, pasien anemia akan memerlukan transfusi darah saat jumlah hemoglobinnya telah terlampau rendah atau mungkin kurang dari 8 g/dL.

3. Abnormalitas darah

Pasien abnormalitas darah, misalkan hemofilia, atau pasien yang jalani transplantasi sel induk umumnya lebih beresiko alami kekurangan darah. Maka dari itu, transfusi darah kerap kali dilaksanakan untuk menangani keadaan itu.

4. Thalasemia

Thalasemia ialah abnormalitas yang membuat hemoglobin dalam sel darah merah tidak normal hingga tidak bisa mengusung oksigen dengan baik. Keadaan yang disebabkan karena abnormalitas genetik ini kerap kali akan membuat pasiennya alami anemia.

Untuk menambahkan konsumsi darah yang kurang, pasien thalasemia umumnya memerlukan transfusi darah secara rutin.

5. Infeksi dan cedera bakar

Transfusi plasma darah dibutuhkan sebagai pengatasan pada seorang yang alami cedera bakar luas atau kronis. Pada kasus tertentu, transfusi darah perlu dilaksanakan pada pasien infeksi sepsis atau berat. https://www.asynx-planetarium.com/

6. Kanker

Beberapa macam kanker, seperti kanker darah dan limfoma, dapat menghancurkan dan kurangi jumlah sel darah merah, sel darah trombosit, dan putih. Disamping itu, efek penyembuhan kanker, seperti kemoterapi dan radioterapi, dapat mengusik produksi sel darah.

Maka dari itu, transfusi darah biasanya akan dilaksanakan untuk memenuhi keperluan darah pada pasien kanker.

Apa Risiko Transfusi Darah?

Transfusi darah bila dilaksanakan secara baik sama sesuai proses jarang-jarang alami kompleksitas. Tetapi ada banyak resiko reaksi berkaitan pemberian transfusi darah yang penting kita lihat yakni :

1. Demam

Reaksi demam dapat terjadi dalam beberapa saat sesudah seorang memperoleh transfusi darah. Ini cukup biasa terjadi dan tidak selamanya berbahaya.

Tetapi, reaksi demam sesudah transfusi darah bisa jadi beresiko jika dibarengi tanda-tanda lain, seperti ngilu dada, napas sesak, koma, atau tidak sadarkan diri. Reaksi ini perlu memperoleh pengatasan klinis secepat-cepatnya oleh dokter.

2. Alergi

Orang yang terima transfusi darah bisa jadi alami reaksi alergi pada protein atau zat tertentu yang ada pada darah pendonor. Biasanya, tanda-tanda alergi yang ada ialah kulit terlihat kemerahan, lebam, dan gatal-gatal.

3. Infeksi

Darah yang diberi untuk tranfusi baiknya harus dalam kualitas baik dan tidak memiliki kandungan virus, kuman, atau parasit tertentu, seperti malaria, HIV dan hepatitis B.

Untuk menentukannya, darah pendonor akan dicheck apa ada kuman atau virus pemicu penyakit itu. Bila dipastikan aman dan bebas dari penyakit, darahnya dapat dipakai untuk transfusi.

Meskipun begitu, kadang pengecekan itu tidak sanggup mengetahui penyakit dengan tepat, hingga yang menerima darah bisa jadi beresiko terjangkit HIV atau hepatitis B. Namun, resiko ini termasuk kecil.

4. Kelebihan cairan

Transfusi darah dapat mengakibatkan badan kelebihan cairan, hingga terjadi penimbunan cairan di kumpulan sel tubuh atau organ. Keadaan ini dapat beresiko jika sampai mengakibatkan edema paru atau bengkak.

Seorang yang alami keadaan ini dapat alami tanda-tanda berbentuk napas sesak, lemas, sampai ngilu dada.

5. Kelebihan zat besi

Transfusi darah bisa mengakibatkan badan kelebihan zat besi pada darah (hemokromatosis), terlebih bila darah yang diberi banyaknya benar-benar banyak. Ini bisa berpengaruh jelek pada organ tertentu, seperti jantung dan hati.

6. Penyakit graft-versus-host

Penyakit graft-versus-host bisa terjadi karena sel darah putih yang diterima dari darah pendonor serang kumpulan sel tubuh, seperti sumsum tulang, yang menerima darah. Kompleksitas ini bisa terjadi karena yang menerima darah mempunyai mekanisme ketahanan tubuh yang kurang kuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *