Jakarta – Kanker sebagai penyakit beresiko yang sering mengakibatkan kematian. Tetapi, saat ini telah terdapat beberapa pilihan penyembuhan yang dapat menantang sel menahan penebarannya dan kanker.
Radioterapi dan kemoterapi sebagai beberapa perawatan yang tersering dipakai dan efisien dalam menyembuhkan mayoritas tipe kanker. Beberapa orang kerap memandang ke-2 nya sama. Walau sebenarnya, walau sama menyembuhkan kanker, radioterapi dan kemoterapi sebetulnya ialah dua tipe therapy yang berbeda. Yok, baca penuturannya di sini!
Ketidaksamaan Radioterapi dan Kemoterapi
Radioterapi dan kemoterapi sebagai dua tipe sistem penyembuhan kanker yang mempunyai langkah kerja yang berbeda. Radioterapi atau therapy radiasi dilaksanakan dengan memberi cahaya radiasi jumlah tinggi langsung ke tumor.
Radiasi ini akan mengganti formasi DNA-nya dan mengakibatkan tumor mati atau berkurang. Penyembuhan ini cuma diberi pada tempat di mana sel kanker tumbuh. Dan kemoterapi mengikutsertakan satu kelompok besar obat yang dapat perlambat atau hentikan perkembangan sel kanker.
Obat kemoterapi tersebar di saluran darah dan mereka membunuh atau memperkecil sel kanker dimanapun di badan. Maka bukan hanya pada tempat di mana tumor kanker pertama (primer) dimulai. Umumnya obat itu menarget sel yang tumbuh secara cepat yang berkembang biak dan memotong. Tetapi, mereka tidak membandingkan di antara sel sel kanker dan sehat.
Mengakibatkan, banyak beberapa sel yang sehat pada tubuh bisa juga mati. Penyembuhan kemoterapi umumnya diminum atau diberi lewat infus ke pembuluh port obat atau darah.
Dampak Samping yang Perlu Dijumpai
Nach, karena radioterapi cuma menarget pada tempat badan yang terserang kanker, therapy penyembuhan ini mempunyai efek yang semakin sedikit dari kemoterapi.
Walau demikian, radioterapi masih tetap dapat mempengaruhi beberapa sel sehat di badan kamu. Efek radiasi mencakup:
- Permasalahan pencernaan seperti mual, muntah, kram perut, diare.
- Peralihan kulit.
- Rambut rontok.
- Kelelahan.
- Disfungsi seksual.
Dan efek kemoterapi bergantung pada tipe obat yang diberi dan ada keadaan kesehatan yang lain kamu alami.
Berikut sejumlah efek kemoterapi:
- muntah dan mual.
- Rambut rontok.
- Kelelahan.
- Infeksi.
- Cedera kerongkongan atau mulut.
- Anemia.
- Diare.
- Kekurangan.
- Ngilu dan mati rasa pada tungkai (neuropati perifer).
Efek di atas kemungkinan lebih kronis saat seorang jalani radiasi dan kemoterapi di saat yang bersamaan.
Penderita mungkin saja alami efek lain bergantung pada obat atau tempat perawatan tertentu. Radiasi otak, misalkan, dapat mengakibatkan masalah pendengaran sementara, kejang, permasalahan kesusahan bicara, dan daya ingat. https://www.asynx-planetarium.com/
Baik radiasi dan kemoterapi dapat tingkatkan resiko mengembangnya tipe kanker lainnya. Resiko detil bergantung pada obat yang diberi dokter, berapakah lama seorang jalani perawatan, dan factor resiko pribadi yang lain untuk kanker.
Yang mana Lebih Efisien?
Keseluruhannya, tidak terdapat bukti yang memperlihatkan jika radioterapi lebih bagus dari kebalikannya, atau kemoterapi. Tetapi, kadang, salah satunya dari penyembuhan itu kemungkinan lebih efisien dibanding lainnya dalam menyembuhkan tipe kanker tertentu.
Dokter specialist kanker yang hendak tentukan penyembuhan yang mana terbaik untuk kanker yang dirasakan seorang. Penyembuhan yang diberi umumnya disamakan tipe fasenya dan kanker.
Disamping itu, dokter bisa juga memberi radioterapi dan kemoterapi secara bertepatan, karena ke-2 penyembuhan itu dapat sama-sama lengkapi.
Gabungan ke-2 therapy itu kemungkinan dianjurkan jika kanker:
- Tidak dapat ditiadakan dengan operasi.
- Peluang menebar ke tempat lain dalam badan.
- Tidak menyikapi satu tipe penyembuhan tertentu.
Tersebut ketidaksamaan radioterapi dan kemoterapi dalam menyembuhkan kanker.